Senin, 08 Oktober 2012

Zuko

Raja Api Zuko adalah seorang pengendali api yang berbakat dan kuat, terlahir sebagai seorang pangeran di Keluarga Kerajaan Negara Api. Ia seringkali dikisahkan mengalami nasib yang sama dengan Avatar Aang. Muncul sebagai tokoh antagonis utama, Zuko menjalani hidupnya untuk menangkap Avatar yang lama menghilang, untuk mengakhiri masa pembuangannya dan mendapatkan kembali kehormatannya sebagai Putra Mahkota dari Negara Api.


Zuko dengan mudah dapat dikenali dari bekas luka di sisi kiri wajahnya. Luka tersebut diberikan oleh ayahnya, Raja Api Ozai, tak lama sebelum ia dibuangan. Luka tersebut adalah hasil dari sebuah insiden di mana ia tidak menghormati ayahnya dengan berbicara diluar dari gilirannya dan menolak Agni Kai melawan sang ayah.
Dengan dukungan dari pamannya, Iroh, dan setelah pergolakan batin yang keras dan menyakitkan, Zuko menolak Negara Api yang dikonsepkan Ozai dan bergabung dengan kelompok Avatar Aang untuk menjadi teman dan guru pengendali api Avatar Aang. Sementara Aang mengalahkan Ozai, Zuko, dengan bantuan Katara, mengalahkan adiknya yang berbakat, Tuan Putri Azula dan mengambil haknya sebagai Raja Api, kemudian mengumandangkan akhir dari Perang Seratus Tahun dan mengawali era baru yang berdasarkan cinta dan perdamaian.

Zuko adalah putra sulung (83 ASC) dari Raja Api Ozai dan Tuan Putri Ursa. Sejak usia dini, ia diremehkan oleh ayahnya dan menjadi objek olok-olok, manipulasi, dan penipuan oleh adiknya, Azula. Namun, Ibunya sangat mencintai dan pilih kasih kepadanya. Suatu waktu pada masa kecilnya, Piandao menjadi gurunya dan melatih Zuko tekhnik pedang kembar dengan senjata Dao.
Ketika Zuko berumur sebelas tahun, sepupunya, Lu Ten, meninggal dalam perang. Jenderal Iroh yang sangat berduka karena kehilang anak tunggalnya, kemudian mengabaikan 600 hari pengepungan ibukota Kerajaan Bumi, Ba Sing Se. Sewaktu sedang melakukan pertemuan dengan Raja Api Azulon, Ozai memamerkan keterampilan luar biasa dari teknik pengendalian api Azula dan pengetahuannya tentang strategi militer, dimana keduanya mengungguli Zuko. Azulon sangat terkesan dengan kelebihan-kelebihan ini dan memerintahkan Ursa membawa anak-anaknya pergi, dan menyuruh Ozai untuk berhenti berbasa-basi dan mengatakan secara langsung alasannya untuk mengadakan pertemuan ini. Azula dan Zuko menguping pembicaraan mereka dan segera, Ozai menyatakan diri lebih pantas menjadi ahli waris kerajaan daripada Iroh. Ia juga turut mengungkit tentang keadaan Iroh yang berduka cita dan menilainya berlebihan. Lagipula Iroh sudah tidak memiliki ahli waris lagi. Tanpa terduga, Azulon menjadi marah dan membela Iroh bahwa ia sudah cukup menderita, maka dari itu Azulon hendak menghukum Ozai agar ia juga turut merasakan penderitaan Iroh.

Zuko lari ketakutan sementara Azula tetap tinggal untuk terus menonton. Ketika Zuko sedang mencoba untuk tidur di dalam kamarnya, Azula datang sambil mengejek dan mengatakan kepadanya bahwa Ozai akan membunuhnya, karena Azulon ingin Ozai tahu bagaimana rasanya kehilangan anak. Ursa yang mendengar keributan itu lalu datang dan menarik Azula pergi untuk berbicara sebentar. Zuko sendirian di kamar, merapal mantra untuk menenangkan diri; "Azula selalu berbohong.". Tak lama ia terbangun lagi, tapi kali ini dibangunkan oleh ibunya. Dia mengatakan kepada anaknya yang masih mengantuk bahwa semua yang akan ia lakukan, ia lakukan untuk Zuko, dan menyuruhnya untuk tidak melupakan siapa jati dirinya, tidak peduli apapun yang akan terjadi. Keesokan paginya, Zuko terbangun dan ingat apa yang terjadi tadi malam dan berlari panik melalui lorong-lorong istana untuk mencari ibunya. Dia bertemu Azula yang dengan riang mengatakan kepadanya bahwa Azulon meninggal semalam ketika ibu mereka menghilang. Azula bermain-main dengan barang milik Zuko; sebilah belati mutiara (hadiah dari Paman Iroh) kemudian mengejeknya dengan mengatakan bahwa ibu mereka tidak ada di sana untuk membelanya. Akhirnya, ia menemukan Ozai di taman istana dan menuntut untuk mengetahui di mana ibunya. Ozai tidak menjawab dan ia menundukkan kepalanya dengan sedih. Pada pemakaman Azulon, Tetua Api mengangkat Raja Api Ozai atas permintaan Azulon sebelum meninggal.

Dua tahun kemudian, Iroh memperbolehkan pangeran ngotot yang masih berumur tiga belas tahun; Zuko ke dalam sebuah rapat dewan perang dengan Ozai dan beberapa jenderalnya. Dia mengabaikan instruksi Iroh untuk tidak bicara apapun selama pertemuan ketika seorang jendral berencana untuk mengorbankan seluruh divisi anggota baru sebagai umpan. Dengan keras Zuko menolak usul ini dan melihat hal itu sebagai pengkhianatan terhadap patriotisme para rekurtan itu. Pelanggaran itu dipandang sebagai penghinaan serius dan Ozai menuntut agar ia melakukan Agni Kai. Zuko setuju, tanpa menyadari bahwa ia akan menghadapi ayahnya, bukan jendral yang ia kecam. Saat menyadari siapa lawannya dalam duel Agni Kai, ia langsung berlutut, menolak untuk melawan ayahnya sambil menangis. Ozai melihat sikap ini sebagai sebuah tanda kepengecutan dan bentuk lain dari kekurangajaran, lalu mengatakan padanya "[dia] akan belajar apa itu kehormatan, dan penderitaan akan menjadi guru[nya]."
Ozai membakar Zuko (menorehkan luka parut permanen di sisi kiri wajahnya), menanggalkan hak kesulungannya, dan membuangnya dari tanah air, menyatakan bahwa ia hanya boleh kembali jika ia mampu menemukan dan menangkap Avatar yang sudah menghilang selama seratus tahun. Sesungguhnya adalah sebuah tugas konyol (karena Avatar telah menghilang, dan Sozin telah mencarinya seumur hidup namun tidak berhasil juga, dengan kata lain, misi yang sia-sia), tapi tugas ini menjadi satu-satunya harapan Zuko yang putus asa untuk mendapatkan kembali kehormatannya, dan semua yang hilang darinya.


Zuko menghabiskan tiga tahun berikutnya di laut tanpa arah mencari Avatar. Dia mencari Avatar di empat Kuil Udara, dimulai dengan Kuil Udara Barat, dan menjelajahi dunia, mencari bahkan lokasi yang paling pelosok. Iroh menemani Zuko selama pengasingannya, dan mereka berdua menghabiskan lebih dari dua tahun di laut dengan sebuah kapal kecil dan kru. Para kru ini bukanlah penjaga kerajaan atau pasukan khusus, mereka mungkin juga adalah orang terbuang, atau yang mengabdi pada Jendral Iroh yang populer. Mereka sering tidak senang dengan perintah Zuko tetapi tetap mentaati perintahnya . Kehadiran Iroh cukup dapat menghibur mereka.

Setelah perang usai, Zuko dimahkotai sebagai Raja Api dan turut mendukung gerakan Gerakan Pemulihan Harmoni yang pada awalnya berencana untuk menarik kembali koloni-koloni Negara Api di wilayah Kerajaan Bumi. Setelah pengumuman rencana Gerakan Pemulihan Harmoni ini, Zuko dan teman-temannya menunggangi Appa untuk menonton kembang api. Selama menunggangi Bison Langit, Raja Api yang kawatir ini meminta pada Sang Avatar untuk membuat sebuah janji : apabila Zuko mulai menjadi "Ozai", maka Avatar harus mengakhiri hidupnya. Bukan permintaan yang mudah untuk disetujui, Aang meminta pendapat Katara yang mengangguk sebagai tanda setuju, Aang pun setuju.



Satu tahun kemudian, terjadi lima kali percobaan pembunuhan dari Kori, putri dari Morishita, Kepala Koloni Yu Dao. Sekalipun penyusup ini mampu mengatasi para penjaga, dia tidak mampu mengalahkan Zuko yang kemudan memenjarakan dia dan mengetahui kisah dibalik penyerangan tersebut. Sang Raja Api pun mengunjungi rumahnya di Kolonial Yu Dao untuk berbicara dengan walikota. Namun saat Zuko menjelaskan bahwa Gerakan Pemulihan Harmoni adalah untuk menghadirkan kedamaian di dunia, Morishita tidak setuju dan mulai mengecam, menggunakan Ozai sebagai contoh seorang Raja Api yang tidak akan mengkhianati rakyatnya, membuat Zuko untuk kembali teringat kunjungannya terhadap sang ayah di dalam penjara. Ozai memperingatkan dia bahwa dia akan kembali padanya sebagai seorang pemuda tak berpengalaman yang membutuhkan nasihatnya dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin negara. Raja Api yang masih remaja itu mengancam walikota Morishita, menolak dirinya disamakan dengan ayahnya. Walikota setuju bahwa dia tidak seperti ayahnya yang membuat banyak kesalahan namun tidak pernah bertingkah pengecut atau pengkhianat. Zuko memerintahkan pasukannya untuk menangkap walikota, namun para penjaganya diserang oleh seorang pengendali tanah, Nyonya Morishita, yang meminta sang Raja Api untuk memaafkan suaminya atas ucapan-ucapannya yang kasar. Zuko terkejut menyadari bahwa istri walikota adalah seorang pengendali tanah, seperti putri mereka. Ia kemudian menyadari bahwa orang-orang yang telah berdiam di dalam kota Yu Dao telah berbaur menjadi satu keluarga sekalipun berasal dari negara yang berbeda. Atas dasar alasan ini, Zuko mengizinkan koloni Negara Api untuk tetap berdiam di dalam kota dan mengumumkan penolakannya terhadap rencana Gerakan Pemulihan Harmoni.
Setelah Tim Avatar mendengar tentang penarikan dukungan Zuko bagi Gerakan Pemulihan Harmoni, mereka berkunjung ke Yu Dao, dimana Zuko tinggal saat ini. Aang dan Katara melewati dinding kota Yu Dao dengan cara terbang untuk bertemu sang Raja Api. Namun berhubung para penjaga Negara Api diperintahkan untuk hanya mengizinkan orang masuk ke dalam kota apabila mendapatkan izin dari Raja Api, para penjaga menyerang Aang sebagai penyusup tanpa mempedulikan keinginan Aang untuk berbicara dengan Zuko. Melihat Aang terbakar, Katara menjadi marah dan mulai menghajar para penjaga Negara Api itu hingga akhirnya ia dibekuk oleh Zuko yang mencegahnya untuk menyakiti rakyatnya. Aang menjadi marah dengan kelakuan Zuko dan memerintahkannya untuk melepaskan kekasihnya. Zuko setuju, tapi ia akan melepaskan Katara bila mereka berhenti menyakiti orang-orangnya. Aang menjadi marah dan meniup Zuko sehingga sang Raja Api melepaskan bekukannya terhadap Katara. Namun karena Zuko membalas dengan melepaskan bola api pada Aang, Aang mengira Zuko sudah berubah, kemudian masuk ke dalam Tingkat Avatar. Katara berhasil menenangkan Aang dan mereka berdua pun berbicara juga. Sang Raja Api membawa kedua tamunya untuk berkeliling melihat-lihat Yu Dao sambil menunjukkan betapa harmonis kehidupan sehari-hari masyarakat Yu Dao. Terjadi kemajuan pesat dari pengembangan kemampuan khas masyarakat Negara Api dan Kerajaan Bumi yang digabungkan. Sekalipun masih terlihat adanya perbedaan kasta antara warga Negara Api dan Kerajaan Bumi, namun mereka hidup dalam harmoni dan tak jarang terjadi perkawinan silang antar dua bangsa. Aang masih ragu, namun Katara yang melihat keluarga walikota menjadi sedikit mendukung Zuko. Kemudian mereka merencanakan untuk mengadakan pertemuan dengan Raja Bumi Kuei untuk membahas ulang Gerakan Pemulihan Harmoni ini.
Kembali dari ibukota, Zuko bertemu dengan Mai yang mencoba untuk menghiburnya setelah menyadari betapa letih kekasihnya dan wajahnya terlihat bahwa ia kurang tidur. Mai memintanya untuk bicara padanya bila Zuko punya masalah, Zuko setuju dan berjanji lain kali ia akan bicara. Mai kemudian mengganti bodyguard yang menjaga kamar Zuko yang dinilainya tidak becus dan digantikan dengan teman-temannya, para Pendekar Kyoshi. Malam itu, Zuko terbangun di tengah malam dan memutuskan untuk pergi keluar. Suki dan Ty Lee mengatakan padanya bahwa malam ini tidak ada apa-apa, namun Zuko tetap cemas. Secara diam-diam ia mempersiapkan teh untuk dibawa kepada ayahnya di dalam penjara. Ia berlutut di hadapan ayahnya dan meminta nasihat.
Zuko terus berjuang untuk mencari jalan yang benar dan mengatasi insomnianya. Ia menemui Ozai untuk meminta nasihat. Ozai mengenang kembali masa lalu mereka ketika sedang berlibur di Pulau Ember. Ketika mereka sedang bersantai di tepi pantai, Zuko melihat seekor kepiting penyu hendak disantap seekor elang. Zuko yang memiliki perasaan lembut dan hati yang baik itu segera berlari untuk menyelamatkan pihak yang lebih lemah. Namun kemudian ia melihat bahwa elang tersebut sangat kelaparan dan Zuko membuatnya kehilangan mangsa. Zuko menjadi bingung, siapa yang harus ia bela. Sementara ia berpikir dalam keraguan, ombak besar datang dan menghanyutkan dia. Ozai masuk ke dalam air laut untuk menyelamatkannya dan selama beberapa hari Zuko diasuh oleh ibunya. Pada akhirnya, Zuko dinasihati untuk yakin pada pilihan yang ia buat. Bahwa semua pilihan yang dibuat oleh seorang Raja Api adalah benar, karena dialah sang raja maka ia bebas untuk berbuat apa saja. Zuko terang-terangan menolaknya dengan mengatakan bahwa ada kebaikan yang jauh lebih besar daripada keputusannya. Perdebatan ini membuat Ozai kesal dan memerintahkan Zuko untuk pergi dari hadapannya karena masih saja berhati lemah.
Sementara ia kebingungan untuk memutuskan apa yang harus ia lakukan, Mai datang dan memutuskan hubungan karena Zuko masih saja memendam masalahnya sendiri dan penuh dengan rahasia. Ia juga mengatakan bahwa Zuko lebih mencintai rahasianya daripada dirinya. Ketika hubungan mereka berakhir, Suki muncul untuk meminta maaf dan mengaku bahwa dialah yang telah menceritakan pertemuannya dengan Ozai kepada Mai yang akibatnya mengakhiri hubungan Zuko dengan Mai. Suki juga mengaku bahwa ia sangat prihatin pada Zuko dan ingin membantunya. Ia menekankan sekali lagi bahwa ia kawatir pada Zuko secara pribadi. Namun Jendral Mak segera tiba dan memberitahu Zuko bahwa ada laporan penting dari mata-mata yang mengatakan bahwa Raja Bumi, Kuei telah melancarkan pasukan untuk menyerang Yu Dao. Zuko mengesampingkan masalah pribadinya dan segera bersiap menaiki kapal untuk mempertahankan rakyatnya di Yu Dao dari serangan pasukan Raja Bumi.

kumpulan gambar :




















jika teman-teman ingin melihat yang lebih banyak lagi bisa dilihat DISINI

SUMBER : http://id.avatar.wikia.com/wiki/Zuko

TERIMA KASIH KEPADA : http://id.avatar.wikia.com/wiki/Zuko

sampai jumpa teman-teman





1 komentar:

baptistabable mengatakan...

Gold Ring - Titanium Helix - TITS-TONIAN ARTISLOT
Gold black titanium fallout 76 Ring - Titanium Helix, a how much is titanium worth new vintage ring in the Ring of Life in Tits-TONIAN ARTISLOT, titanium easy flux 125 amp welder features five different types 2013 ford focus titanium hatchback of engraved titanium cross necklace rings on the

Posting Komentar

Belmart Blue © 2012 Template by:
Belmart Edited